Saat mencari lagu, ada komposer kondang yang mengacuhkan mereka.
Ukuran kecocokan tampaknya tidak ditentukan banyaknya waktu yang dilalui bersama. Bagaimana benih kasih sayang tertanam dalam antara satu dengan lainnya, kiranya itu yang dominan.Itulah yang dicontohkan tiga pria di usia yang tak lagi muda. Ketiganya. Ronme Sianturi, Edwin Manansang dan Yanni Djunaedi, telah memberi bukti meski sebelas tahun tak lagi berkarya bersama, cinta tetap merekatkan mereka untuk selalu bersama.
Cinta, bagi mereka mungkin telah mengalami evolusi makna. Tak lagi disengaja berarti sempit, tiga pria yang tergabung dalam kelompok vokal Trio Libels itu telah memperlihatkan bahwa cinta juga mengandung arti untuk tetap bersama.
Trio Libels adalah nama besar pada masanya. Pertemanan yang berawal dari bangku sekolah SMA 15 Jakarta itu ditandai dengan keikutsertaan mereka pada lomba Bintang Radio dan Televisi 1983 di TVRI.Butuh waktu hampir enam tahun untuk mewujudkan ambisi para lelaki muda berseragam putih abu-abu itu bersuara di belantika musik nasional. Waktu emas itu datang ketika album Gadisku akhirnya dirilis pada 1989. Popularitas kemudian seperti menjadi teman dalam kehidupan para personel Trio Libels. Satu dasawarsa kemudian terlewati dengan lahirnya delapan album yang bertabur penghargaan.
Kini, masa keemasan yang dulu pernah mereka kenyam bersama itu mereka coba kembali retas. Trio Libels kembali. Sebuah album berjudul Life Is Beautiful menandai pulangnya mereka ke dunia hiburan. Tak ada ambisi menggunung yang diperlihatkan para personel Trio Libels ketika mereka memilih jalan kembali. Tetapi, seperti dikatakan Ronnie, "Musik sudah menjadi bagian dari kehidupan kami semua. Kalau tak bernyanyi rasanya kami tidak mensyukuri nikmat kehidupan yang telah diberikan Tuhan.
Bagi sebagian, mungkin terasa berlebihan. Tetapi rasa itulah memang, yang memancing kembalinya ketiga pria yang telah berusia lebih dari empat dekade itu untuk meneruskan langkah yang sempat jeda. Sebenarnya sudah lama keinginan untuk kembali itu datang. Tetapi waktunya baru diraih sekarang, ujar Edwin yang kini sibuk menjadi presenter sebuah program televisi.
Tetapi bahkan bagi Trio Libels yang sempat menjulang, jalan balik ke panggung hiburan itu tidak didapat dengan mudah. Edwin bercerita bagaimana mereka harus menerima kenyataan pahit ketika beberapa komposer kondang negeri ini menolak untuk dimintai tolong. Wah, untuk minta lagu ke (komposer) yang ngetop-ngetop itu susah sekali. Edwin bercerita. "Boro-boro handphone mereka diangkat, kami kirim SMS saja tak ada yang mau menjawab."
Tetapi langkah perjuangan itu akhirnya mempertemukan mereka dengan Pongky Jikustik. Salah satu komposer produktif saat ini itu bersedia meluangkan waktu bersama untuk kembali membangkitkan pamor Trio Libels. Kebetulan saya ini juga ngefans kepada mereka. Pokoknya apa pun yang mereka minta, akan saya penuhi." kata Pongky.
Pongky memberi contoh bagaimana kecintaannva kepada Trio Libels hingga bersedia membelikan AC di studio rekaman. Iya kalau tidak ada Trio Libels mungkin sampai sekarang tidak akan ada AC di studio," kata Sophie Novita, istrinya.
Kesetiaan Pongky terhadap Trio Libels itu juga ditunjukkan dengan sikapnya yang selalu berusaha menjadi tempat curhat ketiga personel trio tersebut. Pongky bercerita bagaimana proses rekaman itu butuh kesabaran ekstra. Terkadang suara mereka bisa meninggi ketika sudah sama-sama marah. Mereka juga sering tidak bertegur sapa, saling ngambek. Tetapi saya salut, ternyata cinta memang telah menyatukan mereka bersama. Setelah marah-marahan. eh. besoknya mereka datang lagi bersama untuk rekaman," kata Pongky
Kehadiran Pongky di album baru Trio Libels itu juga seolah menjadi jembatan penghubung antara fans Trio Libels era 1990-an dan era milenium saat ini. Dari sepuluh materi yang dihadirkan dalam album itu. Trio Libels memilih singel Kau di Sampingku yang musiknya digarap Pongky dengan begitu apik.
Sedangkan untuk sekadar bernostalgia, album itu juga menyisipkan hits-hits yang dulu pernah membawa Trio Libels ke puncak kejayaan. Selain Gadisku, ada juga "Aku Suka Kamu yang dihadirkan dengan ceria lewat kehadiran duo perkusi. Barangkali. kita sejenak akan lupa bahwa suara yang keluar adalah suara mereka yang telah memiliki rambut dua warna.
Selamat datang Trio Libels!
0 comments:
Post a Comment